Jumat, 24 Juni 2011

PELAPORAN


D. RIWAYAT KORBAN

ilustrasi gambar kartu riwayat penderita


Pada sebuah penilaian korban yang terarah, wawancara atau tanya jawab perlu dilakukan baik untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau perjalanan suatu penyakit.

Wawancara atau tanya jawab dapat dilakukan dengan korban (bila sadar), keluarga atau juga saksi mata dan bila memang diperlukan bisa mewawancarai semuanya guna meminta keterangan yang lebih rinci mengingat Riwayat Penyakit sangat penting pada kasus medis.

Untuk memudahkan wawancara atau tanya jawab ini dikenal dengan akronim:
K - O - M - P - A - K

K = Keluhan utama (gejala dan tanda)
Sesuatu yang sangat dikeluhkan oleh korban, gejalanya adalah hal-hal yang hanya dapat dirasakan oleh korban saja misalnya nyeri, pusing dan sakit. Tanda adalah hal yang dapat diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar atau diraba. Saat melakukan Tanya Jawab hindari jawaban "Ya" atau "Tidak" atau pertanyaan yang jawabannya terarah.
Usahakan memberikan pertanyaan terbuka sehingga penderita memiliki kesempatan untuk mengekspresikannya.

O = Obat-obatan yang diminum
Tanyakan apakah korban sedang dalam suatu pengobatan, mungkin saja gangguan yang dialami adalah akibat lupa meminum obat tertentu. Hal ini sering menjadi suatu pentunjuk dalam menghadapi suatu kasus medis.
Contohnya adalah seorang penderita kencing manis lupa meminum obat sebelum makan, yang mungkin akan mengalami masalah akibat kadar gula darah yang tinggi.

M = Makanan / Minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada korban, hal ini juga penting untuk diketahui bila ternyata korban kemudian harus menjalani pembedahan di rumah sakit.
Pertanyaan seputar ini akan sangat bermanfaat bila menemui kasus keracunan, terutama keracunan melalui saluran cerna.

P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami korban pada saat ini, misalnya keluhan sesak nafas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu dan sebagainya.

A = Alergi yang dialami
Perlu juga diketahui apakah penyebab kelainan pada korban ini disebabkan oleh alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya korban atau keluarganya sudah mengetahui bagaimana mengatasi keadaan darurat. Kasus alergi di Indonesia masih agak jarang walaupun kejadiannya makin meningkat.

K = Kejadian
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini. Pertanyaan ini dapat membantu menentukan apakah suatu kasus yang kita hadapi murni trauma atau murni medis atau gabungan keduanya dimana yang satu jadi penyebab dan yang lain menjadi akibat.


Penolong tidak membuat diagnosa akan tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya

Kemudian di akhir Pertolongan, sebaiknya melakukan ...

E. PEMERIKSAAN BERKALA

Penilaian dan penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas seorang penolong telah selesai. Pemeriksaan harus terus dilakukan secara berkala sebelum korban mendapat pertolongan medis. Pemeriksaan ini bisa dengan cara mengulang dari awal atau mencari hal-hal yang terlewati.

Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali:
  1. Keadaan respon
  2. Nilai kembali jalan nafas dan perbaiki bila perlu
  3. Nilai kembali pernafasan, frekuensi dan kualitasnya
  4. Periksa kembali nadi korban dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia
  5. Nilai kembali keadaan kulit, suhu, kelembaban dan kondisinya. Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewatkan atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti
  6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah
  7. Nilai kembali penatalaksanaan korban, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat diatasi, dan bagian yang belum terawat
  8. Pertahankan komunikasi dengan korban untuk menjaga rasa aman dan nyaman

Bila korban belum stabil dan keadaannya cukup parah maka penilaian kembali dilakukan setiap 5 menit, bila sudah tenang dan stabil diulang setiap 15 menit sekali. Pilih pemeriksaan yang sesuai dengan keadaan korban, dan ingat tanda vital sebaiknya tetap diperiksa. Catat setiap perubahan yang terjadi.


F. PELAPORAN

Setelah selesai menangani korban, apabila penolong melakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya.

Hal yang perlu dicantumkan dalam laporan:
- Umur dan jenis kelamin korban
- Keluhan utama
- Tingkat respon
- Keadaan jalan nafas
- Pernafasan
- Sirkulasi
- Pemeriksaan Fisik yang penting
- KOMPAK yang penting
- Penatalaksanaan
- Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar