2. Garis
Garis merupakan titik yang bergerak akan membentuk garis. Garis mem-punyai panjang tanpa lebar yang mempunyai kedudukan dan arah. Garis merupakan sisi atau batas dari suatu benda, masa, warna, bidang, maupun ruang.
Garis merupakan unsur penting dalam desain yang mempunyai arti dan melambangkan sesuatu. Kadang kita menjumpai garis tidak mengung-kapkan gagasan sebagaimana yang kita kehendaki. Hal ini dikarenakan oleh masalah ilusi optik yang tidak terkendali yang mempengaruhi reka obyek (Gambar: 4.2), seperti:
· “Garis” merupakan hasil goresan dengan benda runcing, dengan kata lain menggabungkan satu “titik” ke “titik” lain.
· “Garis” merupakan menggabung-an atau penyatuan dua “titik” yang mempunyai jarak yang berbeda.
· “Garis” bisa diciptakan dengan tegas dan spontan, sesuai de-ngan maksud “garis” yang di-tampilkan. “Garis” tegas bisa diciptakan dengan cara membuat “garis” dengan alat Bantu seperti penggaris, jangka, atau benda yang dipakai untuk membuat/ menghadirkan “garis”. “Garis” spontan merupakan “garis” yang dihadirkan dengan cara menggo-reskan benda runcing tanpa menggunakan alat Bantu, yaitu dengan tangan langsung.
· “Garis” nyata dan semu. “Garis” nyata dihadirkan dengan cara menggaris pada bidang tertentu, tetapi “Garis” semu hadirnya tanpa menggunakan “garis” seca-ra sesungguhnya, atau terjadinya perpaduan warna yang berbeda, pengulangan bentuk yang berde-katan, adanya bayangan dari sebuah cahaya.
· “Garis” bila mempunyai berukuran beda pada sisi kedua ujungnya, akan mengajak mata memandang dari arah kecil ke yang besar.
· Bila “Garis” terjadi adanya pengu-langan yang mempunyai jarak yang teratur akan menghasilkan kesan adanya gerak pada garis tersebut.
· “Garis” akan hadir tanpa sengaja bila kita menampilkan warna yang beda, yang disebabkan oleh penyusunan warna yang beda seakan ada “garis”.
· “Garis” bisa ditampilkan karena terjadi gerakan dari satu tempat ke tempat lain, atau arah satu ke arah lain, sehingga seakan terjadi adanya “garis”, seperti gerakan cepat yang sering digambar pada komik.
· “Garis” juga bisa hadir dikare-nakan tekstur yang beda, yaitu tekstur yang padat berdampingan dengan tekstur yang jarang.
a. Garis Linier (garis nyata)
Garis yang dihasilkan melalui go-resan tangan manusia, bisa berwujud tapi tidak berbentuk.
§ Garis Geometrik; yaitu garis yang dibuat goresan tangan manusia dengan menggunakan alat bantu, seperti penggaris, jangka, atau sejenisnya yang menggambarkan sifat tepat, jelas, dan pasti (Gambar: 4.3)
§ Garis kalianimasi; yaitu garis yang dibuat goresan tangan manusia tanpa menggunakan alat bantu yang sifatnya spontan, bebas, berkombinasi, dan berkarakter mandiri atau mempribadi (Gambar: 4.4)
b. Garis Semu
Garis yang timbul dari kesan yang kita tangkap. Garis yang secara nyata sebenarnya dilihat tidak ada, namun kehadirannya atau keadaannya bisa dirasakan dengan perasaan hati.
§ Garis Struktural; kesan garis yang kita tangkap dari batasan antara bentuk dengan ruang, antara bi-dang dengan bidang lain, atau pemisahan antara warna (Gambar: 4.5).
§ Garis Pengikat; kesan garis yang kita tangkap antar alur perpindahan suatu masa dari unsur ke unsur lain. Garis ini bisa kita ditangkap melalui perasaan dalam hati yang terjadi adanya gerakan atau pengulangan gerak yang cepat suatu obyek.
Garis dalam penerapannya di da-lam animasi komunikasi dapat diartikan sesuai dengan gejala yang ada atau terjadi adanya suatu kejadian yang ada dalam kehidupan disekeliling kita.
Tampilnya berbagai garis, misalnya garis vertikal, horisontal, diagonal, lengkung, zig-zag, dan lain-lain yang kesemuanya membuahkan arti sesuai kejadian kehidupan yang ada, sebagai contoh beberapa garis dibawah :
boleh tau narasumbernya?
BalasHapuskontol
BalasHapusGaris pengikat mana
ijin share blognya yah kak
BalasHapustruk scania