Selasa, 22 November 2011

UNSUR DESAIN (TITIK)


Unsur Desain

1.    Titik
Titik atau spot merupakan yang menandai sebuah tempat (Gambar: 4.1). Tidak memiliki panjang dan lebar, tidak mengambil daerah atau ruang, merupakan pangkal dan ujung sepotong garis, serta merupa-kan perpotongan atau pertemuan antara dua garis. 


Titik dalam sendirinya belum berarti dan baru mendapat arti setelah tersusun penempatannya. Titik dapat membentuk wujud bila ditunjang dengan gerak, sinar, dan warna. Titik yang digerakkan bisa memberi kesan adanya garis, tampilnya sinar dalam titik memberikan adanya kehidupan pancaran, dan tampilnya titik-titik berwarna ditempatkan saling berde-katan yang memberi kesan seolah-olah ada warna lain atau memberi kesan adanya warna baru.
Titik merupakan suatu spontanitas, kepastian, dan ketegasan. Bila orang mengatakan suatu kalimat: Saya tidak mau pergi, titik!. Kata “titik” dalam kalimat tersebut menunjukkan suatu ketegasan adanya ketetapan untuk mempertahankan kalimat yang diucapkannya.
Tanda “titik” bila ditampilkan dalam suatu kalimat seperti: “Siswa sedang merancang animasi dua dimensi.” Tanda “titik” pada akhir kalimat merupakan penutup pada kalimat yang menunjukkan suatu tanda bahwa kalimat tersebut sudah berhenti. Beda halnya bila kalimat yang mengatakan begini: “Orang yang baru kecelakaan tadi dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma, belum sampai titik”. Kata “koma” merupakan belum sadar atau men-dekati ajalnya, tetapi kata “titik” me-nandakan adanya ajal atau kematian. Contoh-contoh tersebut merupakan tanda dalam bahasa verbal yang berbeda dengan bahasa visual.
Secara visual, “Titik” memberi kesan, antara lain;
·         Bila “Titik” mempunyai ukuran besar, berarti akan berubah menjadi bidang, namun bila ”titik” mempunyai ukuran kecil dan tidak teratur bisa berperan menjadi sebuah bercak.
·         Bila “Titik” mempunyai kekuatan atau berat yang berbeda bilamana antar “titik” mempunyai besar yang berbeda. “Titik” berukuran besar akan terlihat mempunyai kekuatan atau berat yang tinggi bila dibandingkan dengan “titik” yang berukuran kecil yang mem-punyai kekuatan berat yang kecil.
·         Bila “titik” diulang-ulang dan mem-punyai ukuran sama seakan akan terwujud sebuah garis.
·         Bila “titik” diulang-ulang dan mem-punyai ukuran makin kecil akan terwujud sebuah garis yang ujungnya menghilang.
·         Bila “titik” tampil begitu banyak menyebar keseluruh permukaan, akan berubah perannya menjadi tekstur.
·         Bila “titik” berjajar dan menyala berurutan akan menghasilkan pandangan dan perasaan adanya gerakan pada salah satu ”titik” yang menyala yang diakibatkan atau dihasilkan oleh cahaya yang ditimbulkan secara bergantian dan berurutan. Hal tersebut akan menimbulkan rasa ada gerakan bilamana tiap kelompok “titik” yang terdiri minimal 5 buah, yang menyala secra berurutan, antara 1, 2, 3, 4, 5 dan kembali ke 1, 2, 3, 4, 5, begitu terus menerus.
·         Begitu juga barisan “titik” yang teratur mempunyai ukuran yang sama namun mempunyai warna yang berbeda secara gradasi dari warna gelap ke terang akan terasa seakan-akan ada suatu gerakan dari warna gelap ke warna terang.
·         “Titik” warna putih, tampil pada bidang warna hitam, sehingga “titik” akan memberikan kesan lu-bang pada sebuah bidang ter-sebut. Beda halnya dengan “titik” warna hitam tampil pada bidang warna putih, akan memberikan kesan menonjol diantara bidang tersebut.

1 komentar: